trik rahasia menggunakan gps


Fungsinya yang bisa menentukan lokasi di seluruh belahan dunia membuat GPS terkesan canggih. Namun ternyata cara penggunaan teknologi ini mudah. Fungsinya kini tak lagi hanya sebagai penunjuk jalan.

Apa itu GPS

GPS atau singkatan dari global positioning system merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan tekonologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver) GPS receiver inilah yang berfungsi sebagai titik tujuan untuk menentukan lokasi di bumi.

Cara kerja

Cara kerja GPS terbilang cukup sederhana, pertama kali harus terjadi koneksi antara GPS receiver dan satelit. Dalam hal ini GPS receiver akan mencari sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit di sekeliling bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi. Biasanya GPS receiver dapat menangkap 4 samapai 8 buah satelit.

Untuk mengetahui posisi suatu GPS receiver dengan akurat, diperlukan minimal 3 satelit yang terhubung. Pengukuran posisi GPS receiver didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu.

Fungsi GPS

Sampai saat ini mungkin orang masih enggan menggunakan perangkat GPS. Karena fungsinya sebagai penjunjuk jalan dirasa kurang bermanfaat. Karena sudah banyak yang hafal akan areanya. Namun kini GPS dengan aplikasi peta digital terbaru. Memiliki fungsin yang semakin menarik, berikut beberapa fungsi GPS.

- Mengetahui koordinat suatu lokasi

- Penunjuk arah jalan (navigasi)

fungsi penting pada GPS

- Simulasi routing

Mencari dan menunjukan arah jalan dari satu lokasi awal ke lokasi yang dituju. Penunjukan arah ditampilkan dalam tampilan arah panah bergerak sepanjang jalan yang dilalui. Namun fasilitas yang satu ini bisa tanpa GPS aktif, jadi berbentuk simulasi.

- Mencari alamat

Dengan fungsi yang ada di peta digital, anda cukup mengetikan alamat yang dicari kemudian biarkan aplikasi peta digital tersebut mencarinya. Kemudian hasilnya akan ditunjukan pada tampilan peta.

- Menshare lokasi orang lain

Terkadang anda mempunyai janji untuk bertemu dengan seseorang di suatu tempat, namun yang tahu lokasinya hanya salah satunya. Atau ketika anda berada di suatu tempat yang menarik, anda ingin menshare ke rekan anda. Jangan khawatir anda bisa mencapture lokasi tersebut, yang kemudian bisa dikirim via SMS, MMS, atau bluetooth.

- City guide

Fasilitas ini juga berfungsi untuk mencari lokasi-lokasi menarik di satu daerah. Namun informasi yang diberikan lebih lengkap.

- Foto satelit

Ini baru dihadirkan pada aplikasi nokia maps yang terbaru, yang memungkinkan anda untuk mendownload via internet foto suatu daerah. Foto ini merupakan hasil pemotretan yang dilakukan oleh satelit. Tapi merupakan foto ini tidak bersifat real time, jadi foto tersebut merupakan hasil pemotretan pada waktu tertentu lalu.

- Mencari tempat-tempat penting (point of intenet)

Menampilkan peta point of interest: SPBU, bandara, stasiun kereta, hotel restoran dll.

cropping data citra

  • Cropping Data Citra
  • Data satu scene umumnya mencakup wilayah yang cukup luas, seperti path/row 117/60 mencakup wilayah dari Kota Samarinda di selatan sampai Kabupaten Kutai Timur di utara, kemudian dari Sebulu di barat sampai dengan di selat makassar di timur. Cakupan 1 scene citra landsat adalah 185 km x 185 km. Kadang-kadang tidak semua data yang tercakup dalam scene tersebut kita butuhkan.

    Misalnya bila kita hanya membutuhkan informasi sekitar kota Balikpapan saja, maka kita sebaiknya memotong scene tersebut sesuai dengan daerah pengamatan kita. Hal ini untuk memperkecil besar file yang kita gunakan serta mempercepat proses-proses dalam ER Mapper bila dibandingkan dengan mengolah data satu scene penuh.

    Pengcropingan/pemotongan image dapat dilakukan sebelum koreksi geometrik atau sesudah koreksi geometrik. Buka citra BS980126.ers. Cropping dapat dilakukan menggunakan . Dimana dari data satu scene, kemudian dibuat kotak pembatas menggunakan pada daerah yang kita inginkan. Sebaiknya data tersebut data asli, yaitu data yang belum terpengaruh proses enhancement/penajaman apapun.

    Kemudian duplicate pseudo layer menjadi 7, isikan masing-masing layer dengan band yang digunakan, misal layer pertama diisi B1:Band1. Kemudian ubah nama layer sesuai dengan nama band yang diisikannya dengan mengklik ganda pada Pseudo Layer.


    Gambar 41. Jendela Pengaturan Band
    • Lalu pada Menubars klik File kemudian pilih Save As ….akan muncul kotak


      Gambar 42. Jendela dialog penyimpanan file

    • Pada kotak Save As ketiklah nama file outputnya
    • Pada kotak File of Type pilihlah tipe file ER Mapper Raster Dataset(.ers)
    • Klik OK, akan muncul kotak dialog berikut


      Gambar 43. Jendela dialog file output

    • Kemudian klik OK. ERMapper akan memproses citra dan muncul ER Mapper status
    • Klik OK untuk menutup ER Mapper status
  • Menggunakan Formula
  • Selain penajaman citra, masih ada transformasi lain yang sering digunakan untuk menghasilkan informasi baru. Bagian ini menerangkan bagaimana proses penggunaan rumus dalam ER Mapper untuk kinerja operasi matematika pada satu atau lebih band dalam citra. Anda akan belajar bagaimana membuat dan mengedit formula, dan dilanjutkan dengan menggunakan formula standar dan beberapa fungsi dalam ER Mapper.

    Transformasi ini dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu :

    1. transformasi yang dapat mempertajam informasi tertentu, namun sekaligus menghilangkan atau menekan informasi yang lain; dan
    2. transformasi yang ‘meringkas’ informasi dengan cara mengurangi dimensionalitas data. Berbeda halnya dengan berbagai algoritma penajaman, transformasi khusus ini lebih banyak beroperasi pada domain spektral. Ciri lainnya ialah bahwa dalam banyak kasus, transformasi ini melibatkan beberapa saluran spektral sekaligus.

    Dasar utama pengembangan transformasi-transformasi ini adalah feature space. Pada feature space, dapat terlihat kecenderungan pengelompokkan nilai spektral, yang mengindikasikan adanya pengelompokkan obyek, terpisah satu sama lain, ataupun membentuk fenomena tertentu.

    Formula biasa digunakan dalam pemrosesan citra untuk mengambil informasi yang terdapat pada dua atau lebih band (kanal) atau data. Proses formula bisa bervariasi, dari suatu pengurangan sederhana sampai dengan menggunakan pembatasan data yang rumit dalam “if-then-else” seperti pemodelan secara spasial atau penggunaan lainnya. Proses formula dalam pengolahan citra adalah suatu “operasi per titik” karena proses ini akan menerapkan fungsi matematik pada setiap pixel yang terdapat pada citra. Penggunaan formula dalam dunia pengolahan citra adalah dalam hal:

    • Pengurangan dimensi dari data dengan banyak band (sebagai contoh, Principal Componen Analysis)
    • Telaah informasi tematik dari data yang memiliki banyak band (sebagai contoh, indikasi vegetasi atau rasio kandungan oksidasi)
    • Menggabingkan beberapa citra dengan karakteristik yang berbeda (fusi data)
    • Pengolahan data yang sama dengan cara yang berbeda dan menggabungkannya untuk memisahkan fitur yang spesifik (seperti fitur tepi)
    • Proses untuk mendapatkan kisaran data yang spesifik atau area geografi yang diinginkan dengan menggunakan tresholding, region (poligon) masking, dan fungsi-fungsi lainnya
    • Melakukan koreksi terhadap efek atmosferik, sudut matahari, atau vignetting pada lensa satelit atau data airborne.
    1. Proses pembuatan formula
    2. Umumnya transformasi data dalam ER Mapper dilakukan dengan mengunakan formula. Hal ini termasuk tresholding data, penggabungan data, image differencing dan rationing, Principal Components Analysis, Tasseled Cap transforms, derivatives, dan banyak lagi yang lainnya.

      Karena formula adalah bagian dari proses pembuatan algoritma, maka anda dapat melihat hasilnya pada saat itu juga, dan memodifikasinya secara interaktif untuk mendapatkan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Pada software lain, anda harus menyimpan hasil proses kedalam sebuah file pada disk, yang membuat percobaan menjadi rumit.

      ER Mapper akan menyediakan sekumpulan operator dan fungsi baku yang bisa digunakan dalam proses formula. Anda bisa juga menggunakan statistik dari citra, fungsi khusus, dan fungsi-fungsi yang anda tulis dalam bahasa C (bahasa pemprograman komputer). Untuk informasi selengkapnya silahkan lihat bagian-bgian yang sesuai dalam buku pedoman bagi pemakai ER Mapper (ER Mapper User Guide)

    3. Tampilan pada kotak dialog formula
    4. Pada saat anda meng-klik pada ikon Formula atau pada ikon Edit Formula toolbars, ER Mapper akan membuka kotak dialog Formula Editor. Kotak dialog ini digunakan untuk membuat, mengedit, mengambil, dan menyimpan formula:

      Tip: Untuk setiap algoritm, anda dapat membuka kotak dialog Formula Editor dengan dua cara:

      • Mengklik ikon Formula pada diagram alur pada window Algoritm, atau
      • mengklik ikon Edit Formula pada menu utama
    5. Konsep Relasi formula
    6. Konsep utama dari relasi adalah fitur yang sangat penting yang membuat pemakaian formula di ER Mapper menjadi fleksibel dan interaktif. Pada saat anda mmanggil formula generik, anda bisa merujuk pada band, region, citra atau variabel tertentu. Selanjutnya anda membuka window Relations untuk memilih relasi antara nomor band, nama region dan lainnya, dengan spesifikasi generik pada formula. Relasi ini kemudian akan ditampilkan pada window Specific Formula.

      Dibawah ini akan ditunjukkan empat tipe spesifikasi yang umum:

      RujukanNotasi pada formula generik Fungsi
      Spesifikasi input INPUTn, In (atau dalam huruf kecil) Merujuk pada suatu band pada citra
      Spesifikasi region REGIONn, Rn (atau dalam huruf kecil) Merujuk pada suatu poligon region yang ditujukan pada citra raster
      Spesifikasi dataset DATASETn. Dn (atau dalam huruf kecil) Merujuk pada suatu citra raster (atau suatu file dengan akhiran “.ers”
      Spesifikasi variabel VARIABLEn, atau text apapun yang tidak termasuk dalam perintsh ER Mapper (contohnya “density” atau “threshold”) Menunjukkan suatu bilangan riil atau nilai yang akan digunakan sebagai variabel dalam rumus

      Formula yang dimasukkan akan ditunjukkan secara grafis dalam prosses diagram alur.
    7. Latihan
    8. Memanggil algoritma Pseudocolor dengan formula yang sudah ada

      • Klik View Algoritm for Image Window, sebuah citra dan kotak dialog algoritm akan muncul.
      • Klik toolbar Open Algoritm kedalam Image Window
      • Dari menu Directions, pilih path endingdengan text\examples
      • Double klik pada direktori dengan nama “Aplication”
      • Double klik pada direktori dengan nama “Mineral Exploration”
      • Double klik pada algoritm dengan nama “Magnetic_Pseudocolor”. Algoritm akan menampilkan satu citra dari foto udara magnetic yang didapat dari Austalia. Data tersebut memperlihatkan kekuatan area magnetic pada area tersebut dari permukaan bumi. Penggunaan tabel Pseudocolor lookup, warna biru menerangkan pada kekuatan daerah dibawah dan warna kuning dan merah pada kekuatan daerah atas.

      Memasukkan formula sederhana dan menguji sintaksnya

      • Klik pada ikon edit formula dalam memproses diagram alur.Kotak dialog formula editor akan terbuka. Formula umum di dalam layar akan memuat text “i1”, dan I1 (input 1) ditujukan kepada citra yang mempunyai band 1 di dalam layar relations.
      • Pada layar generik formula, edit text formula untuk membaca:
        Input 1-input3
        (Formula ini ditujukan untuk sebuah syntax error untuk mengetahui bagaimana mengujinya)
      • Klik pada ikon Aply changes untuk menguji formula.
      • Sebuah topik peringatan error ER Mapper menandakan bahwa formula mempunyai kesalahan. (Dalam kasus ini anda coba untuk substract satu nomor input yang sudah keluar dari rantai, anda harus mempunyai satu “input 2” sebelum menggunakan sebuah “input 3”

      Memperbaiki formula untuk mengurangi nilai

      • Dalam window Generik formula, edit text formula menjadi
        Input1-100
        (nilai 100 merupakan pengurang dari masing-masing pixel dalam citra pada input1)
      • Klik tombol Apply changes untuk menguji formula.
      • Setelah sintaks benar, ER Mapper menterjemahkan formila generik menjadi formula spesifik (ditampilkan pada window dibawah)

      Membuang formula dan menguji sintaks

      • Dalam window generik formula , edit formula untuk membuang semua teks (pilih teks yang ada dan tekan Backspace atau Delete pada keyboard di komputer anda).
      • Klik tombol Apply Changes untuk menguji formula
      • ER Mapper akan memperlihatkan satu pesan error mengenai sintaks formula Perlu diperhatikan: ER Mapper menganggap tidak adanya formula sebagai kesalahan sintaks. Sedikitnya, pada layar formula Generik harus ada teks “i1” atau “input1” untuk mengambil paling tidak satu input band untuk diproses.
      • Pada window formula Generik, edit teks formula menjadi:
        Input1
      • Klik tombol Apply changes untuk menguji formula. ER Mapper akan menerima formula. Tip: Dibawah menu Formula Editor’s Edit, anda dapat memilih ikon Clear untuk menghapus semua teks dari window formula generik, atau memilih Default untuk mengembalikan formula kepada “INPUT1”

      Membuat formula threshold

      Membuat sebuah formula threshold sederhana

      • Dalam windows formula generik, edit teks formula menjadi: If input1>100 then input1 else null Formula ini berarti ”jika nilai citra lebih besar dari 100, maka akan diproses, dan nilai lainnya akan menjadi nol’’. [setiap nilai pixel yang mempunyai nilai diluar nol tidak akan dimunculkan dalam hasil akhir].
      • Klik tombol apply changes. Sintaks formula sudah benar dan ER Mapper menterjemahkan formula generik menjadi formula spesifik. Perhatikan bahwa band 1 pada citra digantikan oleh input 1 dalam window formula generik. ER mapper memproses algoritm sekarang yang melibatkan formula threshold anda. Area pada citra dengan nilai>100 maka ditampilkan dalam warna, sedangakan nilai 0/100 ditampilkan tanpa warna [hitam].

      Memproses formula dan melihat pengaruhnya pada kisaran data

      • Klik pada tombol Edit Transform Limits pada diagram alur proses. pada diagram alur proses. Kotak dialog Transform akan terbuka. Geser ke bagian yang terbuka pada layer. Perlu dicatat bahwa kisaran Actual Input Data antara 101 sampai 255. Hal ini sudah bisa diperhitungkan sebelumnya karena nilai 0-100 dijadikan null (tidak ada nilai) oleh formula dan tidak dipakai pada proses selanjutnya. Bentuk histogram juga menunjukkan pemotongan data pada level 100.

      Mengganti nilai 100 dengan sebuah variabel

      • Pada window formula Generik, edit teks formula untuk mengganti nilai 100 menjadi “variable1”.
        Formula baru akan menjadi:
        If input1>variable1 then input1 else null
        Formula anda sekarang mempunyai sebuah variabel yang anda bisa atur nilainya pada window Relations.
      • Klik tombol Apply changes. Ada dua hal yang berubah: tombol Variable diatas window relations mnjadi aktif, dan nilai “variable1” akan menjadi 0 dalam window formula spesifik.
      • Klik tombol Variables. Windows Relations akan menunjukkan nilai o pada “variable1”.
      • Edit nilai pada kolom “variable1” menjadi120 kemudian tekan Enter. Sekarang hanya area dengan nilai data lebih besar dari 120 yang diproses.
      • Ubah “variable1” menjadi 80, tekan Enter untuk menampilkan citra dengan threshold yang baru. Seperti yang anda lihat, dengan menggunakan rujukan kepada variabel dalam formula anda dapat mempercepat percobaan.
      • Ketika selesai, tutup kotak dialog Transform, Formula Editor, dan Algoritm dengan mengklik ikon Close pada masing-masing layar.

      Membuat dan menyimpan satu formula

      Membuka sebuah algoritma greyscale tempelate dan memanggil sebuah citra satelit baru

      • Pada menu utama, klik button Open
      • Dari menu Direktories pilih tempat tempelate tersimpan C:\ER Mapper64\ example\ Miscellaneus\ tempelates\ common\
      • Panggil algoritma “Single_Band_Greyscale.alg”. Sebuah citra satelit landsat dalam warna greyscale akan terlihat. (Anda bisa menggunakan algoritma ini sebagai sebuah tempelate untuk menunjukkan citra satelit lainnya dalam warna gresyscale)
      • Klik pada ikon Viev Algoritm for Image Window untuk membuka window Algoritm
      • Pada diagram alur proses pada window Algoritm, klik pada ikon Load dataset
      • Pilih direktori tempat file tersimpan D:\Remote Sensing\
      • Panggil citra satelit “Bontang.ers”. Band 1 memperlihatkan citra Bontang

      Menulis sebuah formula Generik untuk menghitung rasio band

      • Klik pada ikon Edit Formula dalam diagram alur proses. Kotak dialog Formula akan terbuka dan menunjukkan formula default “INPUT1”.
      • Dalam window formula generik, edit teks formula menjadi: input1/input2
        Formula ini membagi band citra untuk input1 dengan band citra input2.
      • Klik pada ikon Apply changes. Pada saat anda menulis sebuah formula baru dengan banyak input, ER Mapper secara otomatis akan memilihkan band 1 pada citra satelit sebagai input dan band 2 sebagai input 2 dan seterusnya.

      Memilih band citra untuk membuat sebuah indeks vegetasi pada citra satelit

      • Dalam window relations, pilih B4 darilist drop-down sebagai input1 dan pilih B3 sebagai input2 Sekarang dalam window akan terlihat “input1” sudah diisi dengan band 4, dan “input2” dengan band 3. Ketika menggunakan citra landsat, rasio B4/B3 adalah merupakan formula indeks vegetasi yang sederhana. Citra satelit yang muncul awalnya terlihat gelap sebab kisaran data yang dihitung menggunakan formula rasio band.

      Menampilkan indeks vegetasi citra dan penyesuaian kontras

      • Klik pada ikon Edit Transform Limit dalam digram alur proses
      • Pada dialog Transform, pilih Limit to Actual dari menu Limits.
      • Pada citra indeks vegetasi yang sudah dipertajam terlihat bahwa area yang ditutupi tanaman (nilai ratio lebih tinggi) berwarna abu-abu yang terang, dan daerah yang tidak mempunyai vegetasi berwarna gelap. Kombinasi band ini memakai sifat bahwa tanaman mempunyai reflectance tinggi untuk Landsat TM band 4 (near IR) dan reflectance rendah untuk band 3 (merah).

      Menambahkan sebuah keterangan dan komentar pada formula

      • Pada dialog Formula Editor, edit kolom teks “Description”.

      Anda dapat memasukkan deskripsi formula sesuai keinginan anda

      • Klik pada ikon Comments. Kotak dialog Formula Comment akan muncul
      • Ketiklah comment anda pada kolom yang tersedia.
      • Klik OK untuk menyimpan komentar anda dan menutup dialog.

      Menyimpan formula

      • Dari menu File (pada Formula Editor), pilih Save As…..
      • Pilih direktori tempat formula akan disimpan
      • Klik kursor yang ada dalam kolom Save As:field teks, dan tulis nama untuk file formula
      • Klik OK
      • Klik Close untuk menutup dialog Formula Editor.

    Koreksi Radiometrik

  • Koreksi Radiometrik

    Koreksi radiometri ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer menyebabkan nilai pantulan obyek dipermukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi bukan merupakan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya hamburan atau lebih kecil karena proses serapan. Metode-metode yang sering digunakan untuk menghilangkan efek atmosfer antara lain metode pergeseran histogram (histogram adjustment), metode regresi dan metode kalibrasi bayangan. (Projo Danoedoro, 1996).

    Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode penyesuaian histogram. Pemilihan metode ini dilandasi oleh alasan bahwa metode ini cukup sederhana, waktu yang digunakan untuk pemrosesan lebih singkat dan tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit. Asumsi dari metode ini adalah dalam proses koding digital oleh sensor, obyek yang memberikan respon spektral yang paling rendah seharusnya bernilai 0. Apabila nilai ini ternyata melebihi angka 0 maka nilai tersebut dihitung sebagai offset dan koreksi dilakukan dengan mengurangi seluruh nilai pada saluran tersebut dengan offset-nya.

    Buka citra yang akan dikoreksi radiometri dan tampilkan (misal Band1). Kemudian pada Algorithm Window klik toolbar untuk melihat histogram citra yang sedang ditampilkan. Perhatikan histogram citra yang sedang ditampilkan, misal seperti gambar di bawah ini :



    Gambar 33. Histogram Citra yang Sedang Ditampilkan

    Perhatikan angka yang terlihat pada Actual Input Limits (angka 56 merupakan nilai piksel terendah dan angka 154 adalah nilai piksel tertinggi). Menurut metode Histogram Adjustment, nilai piksel terendah haruslah nol (0) dan bila tidak demikian berarti nilai tersebut adalah nilai bias yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan koreksi radiometrik citra.

    Setelah mengetahui nilai bias dari citra, tekan tombol Close. Kemudian pada Algorithm Window klik toolbar formula dan akan muncul kotak dialog Formula Editor sebagai berikut di bawah ini:


    Gambar 34. Kotak Dialog Formula Editor

    Kemudian isikan seperti gambar di atas dan tentukan Band yang digunakan untuk Input1-nya (dalam hal ini band 1). Setelah itu klik tombol . Berarti kita telah mengkoreksi citra untuk band 1. Untuk band-band yang lainnya lakukan prosedur yang sama seperti di atas, dan setelah semua band selesai dikoreksi, simpanlah menjadi dataset citra yang telah dikoreksi radiometrik.

  • Koreksi Geometrik
  • Ketika akurasi area, arah dan pengukuran jarak dibutuhkan, citra mentah harus selalu diproses untuk menghilangkan kesalahan geometric dan merektifikasi citra kepada koordinat system bumi yang sebenarnya. Dengan citra satelit, sebagai contoh, kesalahan-kesalahan itu didahului oleh beberapa faktor seperti, putaran (roll), gerak anggukan (pitch) dan penyimpangan dari garis lurus (yaw) platform satelit dan kelengkungan bumi. Untuk mengoverlaikan atau memosaik citra dalam ERMapper, citra tersebut harus berada pada system koordinat yang sama. Koordinat umumnya adalah dapat berupa "raw" (belum terkoreksi), atau system proyeksi peta dunia yang sebenarnya.

    Sebuah ground control point (GCP) adalah sebuah titik di permukaan bumi dimana antara koordinat citra diukur dalam baris dan kolom) dan proyeksi peta (diukur dalam derajat latitude longitude, meter atau feet) dapat diidentifikasi. Rektifikasi adalah proses menggunakan GCP untuk transformasi geometri citra sehingga masing-masing pixel terkait dengan sebuah posisi di sistem koordinat bumi sebenarnya (seperti latitude/longitude atau easting/northing). Proses ini kadang disebut dengan "warping" atau 'rubhersheeting" karena data citra direntangkan atau dirapatkan sesuai keperluan untuk menyesuaikan dengan grid peta bumi atau system koordinat.

    Ortorektifikasi adalah bentuk lebih akurat dari rektifikasi karena mengambil penghitungan sensor (kamera) dan karakteristik platform (pesawat terbang). Ini khusus direkomendasikan untuk foto udara. Ortorektifikasi dicakup terpisah di dalam `Image orthorectification'.

    Registrasi adalah penyesuaian sederhana dua citra sehingga mereka dapat dioverlai atau superimpose untuk perbandingan. Dalam kasus ini, citra tidak harus direktifikasi ke dalam proyeksi peta (mereka dapat berada dalam sistem koordinat `raw').

    ERMapper Rectification utilities biasanya sering digunakan untuk melaksanakan empat jenis operasi yang berbeda.

    • Image to map rectification menggunakan polynomial (titik kontrol) atau gcocoding linier untuk merektifikasi sebuah citra ke dalam sebuah datum dan proyeksi peta menggunakan GCP
    • Image to image rectification menggunakan polynomial (titik kontrol) atau geocoding linier untuk merektifikasi satu citra ke citra yang lainnya menggunakan GCP
    • Map to map transformation, mentranformasikan sebuah citra yang sudah direktifikasi dari satu datum/proyeksi peta ke datum/proyeksi peta lainnya.
    • Image rotation, merotasikan sebuah citra kedalam beberapa derajat
    1. Prosedur Koreksi GeometrikDalam latihan ini, anda akan menggunakan Geocoding Wizard untuk melaksanakan rektitikasi citra. Prosedur untuk melakukan rektifikasi citra, adalah sebagai berikut:

      Gambar 35. Menu Geocoding Wizard

      • Dari menu Process pada menu utama ER Mapper pilih Geocoding Wizard, akan muncul tampilan berikut:

        Gambar 36. Geocoding Wizard Step 1

      • Untuk file input, pilih citra mentah yang sudah disiapkan, di D:\Remote Sensing\Melak.ers dan pilih geocoding tipenya Polynomial.
      • Tahap selanjutnya klik pilihan Polynomial setup dan muncul tampilan berikut:


        Gambar 37. Geocoding Wizard Step 2

      • Pilih linear untuk polinomial order
      • Kemudian pilih Step 3) GCP setup
      • Pada kotak GCP Picking Method, aktifkan/cek Geocoded image, vector or algorithm, kemudian pilih file file citra yang sudah terkoreksi secara geometrik di D:\Remote Sensing\Melak_rec.ers.
      • Tekan tombol change pada kotak Output Coordinate Space untuk mengeset parameter rectifikasi citra

        Gambar 38. Geocoding Wizard Output Coordinate Space

      • Klik tombol datum lihatlah pilihan datum yang tersedia dan pilih WGS84 kemudian klik OK
      • Klik tombol projection untuk melihat proyeksi peta yang disediakan, pilihUTM pada kolom sebelah kiri dan kemudian pilih SUTM50 pada kolom sebelah kanan. Klik OK
      • Klik tombol pilihan Coordinate System Type dan pilihlah Eastings/Nortings
      • Tekan Tombol OK untuk mengakhiri setting koordinat.
      • Pada Geocoding Wizard pilihlah Step4)GCP Edit
      • ERMapper akan membuka beberapa tampilan citra dan kotak dialog, Anda dapat melihat tampilan screen monitor seperti dibawah ini

      Kali pertama anda memulai meletakkan GCP, citra mentah anda (belum terkoreksi) tidak mempunyai titik kontrol di bumi. Anda akan memulainya dengan meletakkan 4 GCP menggunakan COORECTED dan UNCORRECTED window. Begitu anda meletakkan GCP pertama, anda dapat menggunakan CORECTED window untk meletakkan GCP sisanya dengan cepat.

      • Pada menu utama, klik ikon View Algoritm for Image Window untuk membuka jendela algoritm
      • Klik di dalam “Zoom window untuk GCP terkoreksi” untuk mengaktifkannya.
      • Di dalam jendela algoritma, matika pilihan Smooting
      • Carilah fitur referensi yang permanen di dalam citra terkoreksi seperti perpotongan jalan atau jembatan dengan ZoomBox Tool.
      • Gunakan pointer untuk meletakkan GCP didalam citra terkoreksi. Anda akan melihat tanda + dan nomor GCP di dalam citra.
      • Klik pada “Zoom window untuk GCP belum terkoreksi”
      • Lakukan langkah yang sama seperti pada citra terkoreksi, cari fitur yang sama dengan yang ada pada citra terkoreksi.
      • Setelah GCP 1 selesai, untuk menambah GCP 2 klik ikon Add New GCP
      • Lakukan langkah yang sama untuk GCP 3 dan 4. Direkomendasikan untuk meletakkan GCP tersebar pada

      Gambar 39. Geocoding Wizard Step 4

      Begitu anda selesai meletakkan GCP 4 , lihatlah sekarang ER Mapper menampilkan nilai di dalam field “RMS” pada GCP Edit Dialog. Root Mean Square (RMS) adalah sebuah pengukuran ketepatan GCP dalam citra ini yang direpresentasikan dalam ukuran pixel citra. (Sebuah RMS bernilai 1 untuk landsat TM berarti kesalahan posisi sebesar 30 m). Anda dianggap telah menyelesaikan pekerjaan ini dengan teliti, jika RMS error kurang dari atau sama dengan1

      • Pilih step 5)Rectify pada Geocoding Wizard
      • Klik Ikon Select Output Filename di dalam kotak Output Info
      • Pilih direktori tempat file hasil rektifikasi ini akan disimpan dan beri nama file output tersebut, misalnya Melak2000_rectify.ers.
      • Klik tombol Save File andStrart Rectification untuk menyimpan file rectifikasi dan menjalankan rektifikasi dan menjalankan proses rektifikasi.


        Gambar 40. Geocoding Wizard Step 5

      • Klik OK dalam kotak pesan ERMapper Status ‘Rectification finished successfully’ yang memberitahu bahwa ERMapper telahn melakukan rektifikasi dengan sukses.
    2. Mengevaluasi Hasil Registrasi
    3. Belajar cara sederhana untuk mengevaluasi secara visual registrasi dua citra menggunakan teknik overlay. Dalam kasus ini, anda akan mengevaluasi registrasi citra mentah yang baru direktifikasi dan contoh citra hasil rektifikasi.

      Panggil RGB algoritma yang ada

      • Klik ikon Open Algoritm into Image Window
      • Pilih direktori tempat file RGB tersimpan D:\Remote Sensing\Melak2000_rect
      • Pada menu utama ERMapper, klik ikon View Algoritm for Image Window untuk membuka algoritma.

      Panggil citra hasil rektifikasi dalam layer Green

      • Dalam jendela algoritma , klik layer Blue
      • Klik layer Green
      • Klik ikon Load Dataset dalam diagram proses algoritma
      • Pilih direktori tempat file hasil rektifikasi disimpan D:\Remote Sensing\Melak2000_rectify.ers
      • Klik ikon OK this layer only untuk memanggil citra hasil rektifikasi ke dalam layer green. ( Layer Red masih tetap masih mempunyai citra melak2000_rect.ers sebagai referensi)
      • Pilih B3 dari pilihan Band Selection di layer green

      Menampilkan dua citra untuk evaluasi registrasi

      • Klik ikon Refress Image With 99% clip pada toolbar
      • Matikan pilihan Smooting pada jendela algoritma
      • Klik ZoomBox Tool pada menu utama
      • Drag ZoomBox pada daerah tertentu (yang mempunyai fitur tanah dan air)

      Kesalahan pada registrasi nampak pada pixel warna merah atau hijau apabila keduanya tidak sama persis sama. Ini adalah cara yang asangat sederhana untuk mengevaluasi registrasi dua citra. Jika RMS error pada GCP anda kurang dari 1, anda seharusnya tidak melihat lebih dari 1 pixel pergeseran (kesalahan registrasi).

    filter di ermapper

  • Filter

    Filter spasial adalah suatu aplikasi umum yang diterapkan pada citra untuk penajaman guna memudahkan interprestasi visual. Filter spasial disebut juga sebagai operasi lokal dalam pengolahan citra, sebab filter spasial merubah harga setiap pixel dalam dataset sesuai dengan harga-harga pixel di sekitarnya.

    Pemfilteran adalah suatu cara untuk mengekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Filter dalam pengolahan citra (secara khusus disebut filter digital) dirancang untuk ‘menyaring’ informasi spektral, sehingga menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi nilai spektral yang berbeda dari citra asli.

    Filter spasial dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu :

    • Low pass filter atau filter lolos rendah, adalah filter yang menekan frekuensi rendah meratakan keluaran noise pada citra atau menghilangkan spike pada citra. Filter lolos rendah terkadang disebut juga sebagai filter smoothing atau filter averaging.
    • High pass filter atau filter lolos tinggi, adalah filter yang menekan frekuensi tinggi untuk menajamkan penampakan liner pada citra seperti jalan, patahan lingkungan air dan tanah. Filter lolos tinggi terkadang disebut juga sebagai filter sharpening karena secara umum digunakan untuk menajamkan citra secara detail tanpa mempengaruhi bagian dari frkuensi rendah citra.
    • Edge detection filter, adalah filter yang menekan pinggir-pinggir disekeliling suatu obyek atau penampakkan dalam suatu citra untuk memudahkan dalam analisis. Filter edge detection biasanya membuat suatu citra dengan latar belakang abu-abu dan hitam, dan garis putih yang mengelilingi pinggir obyek atau penampakan dalam suatu citra.

    Kita dapat memilih jenis-jenis filter yang ingin digunakan dari kumpulan filter yang ada di ER Mapper, sepertim filter untuk averaging, edge enhancement, laplacian, noise removal, sharpening, threshold, median, gradient. Kita juga dapat mendefinisikan dan memasukkan filter-filter khusus yang kita buat sendiri. Filter dapat digunakan untuk meningkatkan tampilan citra, menajamkam citra, meratakan dan menghilangkan noise atau bising.

    Icon : digunakan untuk melakukan filter akan muncul kotak Filter


    Gambar 30. Jendela dialog Filter

    Dari kotak Filter pada gambar diatas klik untuk meload jenis filter yang akan digunakan, akan banyak pilihan jenis filter pada ER Mapper.


    Gambar 31. Jendela Pilihan Filter

    Pada direktori ER Mapper/Kernel banyak direktori dari filter yang dapat digunakan. Contoh diatas mengambil jenis filter/ file filter Sharpen11.ker pada direktori filters_high_pass.
    • Untuk memberi filter pada layer lain klik , , atau .
    • Untuk mendelete filter klik pada kotak filter kemudian klik lalu pilih Delete this filter.


      Gambar 32. Jendela Menghapus Filter

    • Gunakan dan pilih filter-filter yang lainnya dengan cara yang sama seperti prosedur di atas dan perhatikan dan bandingkan kenampakan citra setelah dilakukan pemfilteran
  • Menyimpan dan Membuka Algoritma
  • Bab ini mempelajari konsep dasar tentang pembuatan algorithm sederhana dari pemrosesan citra satelit. Disini anda juga belajar membuat dan memperbaiki sebuah algorithm. Tujuan dari semua pengolahan citra satelit adalah mempertajam informasi/data citra satelit agar lebih berguna dan membantu pengguna untuk mengekstrak jenis informasi yang diinginkannya. ER Mapper membuat prosedur pengolahan ini menjadi lebih mudah dan cepat dengan pengembangan teknik Algorihtm. Pemahaman/penguasaan algorithm sangat penting untuk menggunakan ER Mapper secara lebih efektif.

    Algoritma adalah bangunan dasar dalam ER Mapper. Sebuah algorithm adalah dari serangkaian tahapan-tahapan perintah dalam suatu proses transformasi data. Algoritma menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk menampilkan data sebagai suatu citra. Algoritma adalah suatu konsep yang revolusioner yang memisahkan data dari pengolahan data. Semua integrasi data, pilihan-pilihan pengolahan data lainnya terdapat dalam file-file algoritma. Semua ini dibuat dan di edit oleh ER Mapper, dimana ER Mapper mengandung berbagai jenis algoritma pengolahan data

    Sebuah algorithm dapat menyimpan beberapa informasi pengolahan citra seperti :

    • Nama data set citra satelit yang harus ditampilkan
    • Area tertentu dari data set citra satelit yang akan diproses (zoom)
    • Saluran-saluran/bands dari dataset citra satelit yang akan diproses
    • Penajaman dan kekontrasan (transform)
    • Penyaringan/filtering yang digunakan terhadap data set (filter)
    • Rumusan dan kombinasi band atau citra untuk membuat citra olahan baru (formulae)
    • Pewarnaan untuk mendisplay dataset (Pseudocolor, RGB atau HSI)
    • Menampilkan beberapa data vector atau peta dioverlaikan dengan raster
    • Menentukan ukuran tampilan citra untuk pembuatan layout peta dan pencetakan.

    Dengan aplikasi beberapa rangkaian operasi dalam satu file, maka kerumitan yang terkait dengan pengolahan citra digital akan menjadi lebih sederhana sekaligus menghemat memory penyimpanan dalam harddisk (space).

    1. Penyusunan Algorithm di ER Mapper
      Ada 2 cara untuk menyusun sebuah algorithm di ER Mapper :
      • Menggunakan Algorithm window untuk menambahkan layer yang diinginkan, menampilkan citra dan menspesifikasi langkah-langkah proses terhadap masing-masing layer.
      • Meng-klik toolbar Algorithm.
    2. Menggunakan Algorithm sebagai Templete.
      Ketika anda telah menyimpan seluruh rangkaian proses dalam file algorithm. Untuk membukanya, cukup klik View - pilh Algorithm. Adapun komponen utama dari algorithm itu sendiri dapat digambarkan sebagai berikut:
      Data structure diagram Menampilkan sebuah daftar dan layer dalam algorithm aktif menggunakan struktur pohon, klik surface atau layer.
      Surface Sebuah kumpulan dari data raster/vector yang dikombinasikan untuk membuat sebuah tampilan/view atau citra. Algorithm tunggal dapat mempunyai beberapa surface.
      Layers Komponen dari sebuah surface yang mengandung data yang digunakan untuk menyusun sebuah image. Tipe layers yang berbeda dapat berisi data raster atau vector dan pemrosesan dari masing-masing layers di tomboltrol terpisah dari yang lainnya.
      View Mode Rangkaian perintah untuk menampilkan data dalam dua dimensi (2D) normal dan page layout atau dalam tiga dimensi (3D).
      Tab Pages Menampilkan kategori atau pilihan untuk pengontrol tampilan citra dan tekhnik pemrosesan seperti layer, surface
      Process Diagram Digunakan untuk mengontrol operasi-operasi pemrosesan yang digunakan.

      Process Diagram

      Tombol Fungsi
      Dataset Digunakan untuk memanggil image
      Bands Selection Digunakan untuk memilih satu band atau lebuh citra
      Formula Digunakan untuk memasukkan, memanggil atau menyimpan sebuah formula
      Filter Digunakan untuk menambah atau menghapus filter
      Transform Digunakan untuk menyesuaikan kecerahan atau kekontrasan citra
      Sunshade Digunakan untuk menentukan iluminasi buatan dari citra untuk membuat afek bayangan relief

    3. Menyimpan algoritma
      • Untuk menyimpan algoritma, dari menu bar pilih File, kemudian pilih Save As, tulis nama algoritma hasil, atau dengan mengklik Save Algorithm untuk langsung mensave algoritma, atau klik Save Algorithm As bila ingin memberi nama baru bagi algoritma yang sudah ada.
      • Misalnya disimpan dengan nama rgb542.alg
      • Untuk membuka algoritma, dari menu bar pilih File, kemudian pilih Open, pilih nama algoritma yang akan ditampilkan atau klik pada Tollbars.
      • Pada kotak image akan muncul gambar dengan tulisan diatasnya. Kalimat rgb542 menandakan file algoritma yang sedang dibuka adalah rgb542.alg. Sedangkan tanda lain telah dijelaskan sebelumnya.
    4. Latihan
      Latihan ini menunjukan pada anda bagaimana untuk memulai menampilkan citra, bagaimana untuk membangun, menyimpan, dan memanggil kembali algorithm pemrosesan citra. Ini juga menampilkan dalam bentuk 3 dimensi.
      1. Pemangilan dan Penampilan Citra
        Belajar untuk membuka sebuah citra dan algorithm, memanggil dataset citra dan menampilkannya di monitor.

        Membuka sebuah citra dan algorithm

        • Dari View, pilih Algorithm. Sebuah window kosong muncul. Memanggil sebuah citra raster dalam layer semu (Pseudocolor)
        • Pada Algorithm window, klik tombol load data set. Kemudian akan muncul Raster Dataset window
        • Pilih direktori tempat file citra akan ditampilkan
        • Klik file yang akan ditampilkan, tekan OK

        Memilih dan menampilkan band berbeda dari Citra Landsat TM

        • Pada Algorithm window, klik Band Selection
        • Klik band yang berlabel B2
        • Lakukan pada band yang lainnya
      2. Pemrosesan Citra

        Belajar untuk membangun algorithm sederhana menggunakan formula

        Memanggil formula Index Vegetasi

        • Pada Algorithm window, klik bagian layer kemudian klik Edit Formula E=mc2. Default formula adalah INPUTI
        • Klik menu Ratios dan pilih Landsat TM NDVI. Akan tampak formula NDVI menggantikan default formula.
        • Klik Close untuk menutup formula

        Mengatur Kekontrasan Citra

        • Pada Algorithm window, klik bagian layer. Kemudian klik tombol Edit Transform Limits sebelah kanan tanda panah.
        • Dari Limits menu, pilih Limits to Actual.
        • Pada Transform dialog, klik tombol Create autoclip transform
        • Klik close untuk mengakhiri transform
      3. Pemberian Label dan Penyimpanan Algorithm
        Belajar untuk menspesifikasi deskripsi label, judul dan perintah untuk sebuah algorithm dan menyimpan algorithm tersebut dalam sebuah file untuk digunakan suatu saat kemudian. Memasukkan deskripsi untuk pseudo layer
        • Pada Algorithm window, klik pada pseudocolor
        • Ubah teks pseudocolor menjadi NDVI

        Memasukkan deskripsi untuk surface

        • Pada algorithm window, klik [Ps]: Default surface
        • Ubah teks menjadi surface 1

        Memasukkan deskripsi pada Algorithm

        • Pada Algorithm window,pilih baris Descriptioa. Disitu tertera No Description.
        • Tulislah NDVI Melak dan akhiri dengan menekan enter bila telah selesai.

        Meyimpan Langkah-langkah pemrosesan dalam file

        • Pada File menu, pilih Save As….
        • Pada Files of Type, pilih ER Mapper Algorithm (.alg)
        • Pilih direktori tempat file akan disimpan.
        • Klik OK

        Menambahkan Keterangan pada Algorithm

        • Klik tombol Comments…
        • Tulislah keterangan yang ingin ditambahkan
        • Klik OK
      4. Pemanggilan Kembali dan Penampilan Algorithm
        Belajar untuk memanggil kembali dan menampilkan algorithm yang sudah dibuat dan menampilkan teks file. Membuka window Citra Kedua
        • Klik tombol New Image Window

        Menampilkan Algorithm yang sudah dibuat sebelumnya

        • Klik tombol Open
        • Pilih direktori tempat file yang akan dibuka itu tersimpan

        Menampilkan keterangan Algorithm

        • Pada Open dialog, klik icon Comments

    menampilkan nilai data citra pada ermapper

  • Menampilkan Nilai Data Citra
  • Pada bagian ini akan ditunjukkan bagian ER Mapper yang bertujuan untuk mengenal nilai data dari citra dengan berbagai nilai dan lokasi koordinat. Bagian ini termasuk nilai sel, neighborhood, signatures, traverse extraction, dan scattergram. Kita juga akan belajar bagaimana mengukur jarak antara dua titik dalam citra.

    1. Sekilas tentang tampilan nilai data

      Mengetahui nilai data dari citra adalah salah satu dasar yang paling penting dalam menilai kualitas data dan bagian karakteristik dalam tahapan selanjutnya pada satu citra. Beberapa pilihan untuk mengetahui nilai data dan lokasi geografi dalam ER Mapper adalah:

      Nilai Sell Nilai data yang berasosiasi dengan nilai setiap pixel dalam citra, atau nilai data pada setiap band atau banyak band.
      Neighborhoods Satu koleksi nilai – nilai data yang ada disekitar pixel
      Signatures Nilai data dari sebuah pixel dalam semua band yang ditampilkan pada satu format garis.
      Traverse extraction Sebuah profile penjumlahan data nilai sepanjang satu garis atau polygon yang digambarkan pada satu citra.
      Sattergrams Sebuah nilai titik X – Y yang berhubungan antara nilai data dalam dua band satu citra.
      Histograms Sebuah plot yang menggambarkan kisaran nilaian data pada sumbu X dan frekuensi relatif pada sumbu Y.

    2. Latihan
    3. Latihan ini akan menunjukan anda beberapa variasi untuk melihat nilai data, koordinat, lokasi, dan jarak geografi antara dua poin satu citra.

      Apa yang akan anda pelajari
      Setelah menyelesaikan latihan – latihan ini, anda mengetahui bagaimana ER Mapper dalam keadaan tertutup. Hanya menu utama ER Mapper yang terbuka pada layer komputer.

      1. Melihat nilai – nilai dan signatures

      2. Tujuan : Mempelajari untuk melihat nilai data dalam sebuah text format, format sekeliling, dan nama – nama (grafik garis) format.

        Buka dan tunjukkan satu RGB algorithm

        1. Dari menu File, pilih ikon Open
          Satu layer citra dan menu ikon Open akan muncul pada kotak dialog
        2. Double klik pada direktori dengan nama D:/Remote Sensing untuk membuka.
        3. Double klik pada file dengan nama “ Melak 2000_rec. ers ”.

        Melihat nilai sel dalam citra untuk semua band

        1. Dari ikon View, pilih Cell Values Profile


          Gambar 26. Jendela Cell Value Profile

          Setelah kotak Cell Values Profile muncul. Geser mouse ke dekat layer. Kotak dialog ini akan memunculkan tiga layer, dimana semuanya akan bisa dimatikan kapan saja.
        2. Pada ketetapan awal, pilihan Values sudah dipilih. (jika ini sudah dirubah, aktifkan ikon Values dan matikan ikon Signatures dan Neighbors).
        3. Pada pilihan menu utama, klik ikon Set Pointer mode Set Pointer mode mengajari kita menggunakan mouse pointer melihat nilai dari data. (Fungsi lain dari mouse ini adalah untuk penggunaan fungsi zoom dan pan)
        4. Posisikan pointer didalam layer dan geserkan mouse pointer didalam citra (atau klik sembarang pixel). Cell Values Profile menunjukan nilai data dari tujuh band dalam citra landsat untuk lokasi pixel sekarang dalam citra. Nilai data sekarang adalah secara perlahan ujung bawah edge pada kotak dialog untuk membuat lebih besar dan terang).

        Melihat neighborhood dari nilai sel

        1. Dalam Cell Values Profile dialog, aktifkan Neighborhood option Window kedua sudah ditambahkan dalam Cell Values Profile, dengan satu drop – down menu untuk memilih sebuah band citra.
        2. Letakkan kursor dalam layer, kemudian geser mouse dari satu sisi citra (atau cukup dengan mengklik pada sembarang pixel). Sebuah nilai 3X3 dari satu neighborhood yang ditunjukkan sesuai dengan apa yang kita geserkan dengan mouse. Pixel yang ditengah dalam tampilan 3X3 adalah pixel sesungguhnya, dan delapan pixel disekelilingnya adalah neighbors. Tampilan ini berguna untuk melihat variasi lokal atau tekstur dalam variasi diberbagai bagian dari citra.
        3. Dari daftar band yang ada dibagian bawah, pilih B4:B4 dan pindahkan kembali dalam citra. Nilai data untuk band 4 dari citra Landsat ditujukan dalam tampilan 3X3 neighborhood.

        Melihat sebuah signature dari cell untuk berbagai fetures

        1. Dalam Cell Values Profile dialog, aktifkan menu signature Window kedua sudah ditambahkan pada Cell Values Profile dialog, dengan satu menu dropdown untuk memilih satu band citra.
        2. Pastikan layar Signature diperbesar dengan memberikan ukuran pada kotak dialog, atau dengan mematikan Neighbors option.
        3. Klik tanda tombol untuk warna hijau diatas window signature
        4. Pilih satu titik pada citra dilayar dan dipindahkan secara perlahan dari satu sisi pada area hijau dicitra ( alam dan Vegetasi buatan ). Nilai data pada semua band dalam area hijau yang ditentukan pada satu format garis lurus (kadang disebut sebagai suatu signature ). Tanda titik dibawah menunjukan nomor band pada citra. Dalam kasus ini anda menggunakan landsat TM data, sehingga anda akan melihat nilai dari setiap band sebagai satu individu yang diukur dari suatu grafik.
        5. Klik tombol untuk warna kuning diatas kolom signature.
        6. Pilih satu titik pada citra di layer dan klik atau geser satu area yang terang pada citra (atap bangunan atau daerah terbuka) sebuah signature baru untuk area yang terang akan ditunjukan dalam warna kuning.
        7. Klik kembali pada green color button untuk menghapus signature. Pada saat anda meng-klik color button yang kedua kalinya, signature yang sudah ada (garis berwarna) dalam citra akan hilang.
        8. Pilih satu titik pada citra dilayar dan geser ke sebuah area hijau, area vegetasi kembali untuk melihat sebuah signature baru.

        Melihat rata – rata signature untuk sebuah tampilan

        1. Klik pada icon blue color.
        2. Aktifkan option Average.
        3. Arah cursor pada layer citra, dan geser melalui salah satu area laut yang berwarna gelap yang mengelilingi pulau dibagian bawah.
        4. Signature baru yang ketiga terlihat berwarna biru. Perhatikan bahwa garis signature lebih tipis pada bagian ini.
        5. Pada waktu mengunakan Average, Signature merupakan akumulasi rata-rata dari seluruh nilai data pada seluruh area yang dicoba tadi.
        6. Anda dapat menambahkan signature rata-rata dengan melanjutkan langkah no 3. Hal ini memungkinkan anda untuk melihat gambaran rata – rata signature lainnya diluar tampilan yang ada (di banding dengan satu pixel pada satu waktu.
        7. Klik pada ikon Close pada Cell Vales profile pada kotak dialog untuk menutup.
      3. Mengukur Lokasi dan jarak

        Tujuan : Belajar untuk mengukur tampilan lokasi geografi dalam satu citra, dan mengukur jarak antara dua titik pada satu citra.

        Melihat koordinat geographi dalam citra

        1. Dari menu View, pilih ikon Cell Coordinate…. Kotak dialog dari Cell Coordinate akan muncul. Geser di dalam citra pada layer. Tiga daerah diatas pada kotak dialog menunjukan lokasi pixel pada saat ini pada citra koordinat kolom (X) dan baris (Y), dan system koordinat Timur/Utara dan Latitude/Longitute.
        2. Arah kursor pada citra di layer, dan geser pointer pada citra.
          Posisi citra dan lokasi geographi dari cell akan muncul, sesuai dengan apa yang kita inginkan.
          Catatan : Kolom Timur/Utara dan Latitude/Longitude nilainya hanya akan muncul jika citra sudah registrasi pada salah satu proyeksi peta.

        Mengukur jarak beberapa titik dalam citra

          Tiga kolom dibawah dari Cell Coordinate dialog menunjukan jarak antara titik – titik dimana kita pertama kali menggeser ikon mouse dan titik dimana kita letakkan. Jarak yang ditunjukkan adalah sebagai jarak dalam satuan imperial (kaki dan miles). Jarak dalam satuan metrik (meter dan kilometer), dan jarak antar dataset (nomor piksel dalam sumbu X dan Y).
        1. Letakkan kursor pada layer dicitra dan klik sembarang titik dalam citra. Kolom jarak pada satuan imperial, metrik, dan dataset dibuat dengan nilai kosong .
        2. Tampilkan dua tampilan citra dan geser mouse diantara keduanya. Jarak antara kedua titik ini seperti yang akan ditunjukkan sesuai dengan apa yang kita geserkan. Perhitungan jarak antara kedua citra ini disebut dengan mensuration.
        3. Klik ikon Close pada kotak dialog Cell Coordinates untuk menutup.
      4. Melihat profil traverse

        Tujuan : Mengetahui cara melihat nilai data citra untuk semua band yang digambarkan sesuai profile garis atau polygon ( disebut traverse extraction).

        Mengatur tampilan untuk membaca profile traverse

        1. Buka Samarinda.ers
        2. Dari menu toolbar View, pilih ikon Traverse
          Kotak dialog New map Composition dan Traverse akan terlihat.
        3. Pada kotak dialog New Map, kemudian klik pada ikon Vector file. Sebuah kotak dialog peringatan dan annotation Tools akan muncul. Anda akan menggunakan vector annotation tools untuk menggambarkan garis traverse pada citra.
        4. Klik Close jika ada peringatan ER Mapper untuk menutup. (pada saat anda menggunakan annotation tools pemakaian model Fixed page tidak disarakan, tapi karena hanya untuk latihan hal ini tidak apa – apa).

        Menggambarkan sebuah garis traverse pada citra.

        1. Pada kotak dialog Tools, klik Annotation : Poly Line
        2. Dalam citra dilayar, untuk mendapatkan satu garis yang benar dengan cara meng-klik sekali titik start, kemudian klik kembali pada akhir titik , dilanjutkan dengan peng-klikan ganda untuk mengakhiri definisi satu garis. Sebuah profile garis akan muncul ER Mepper Traverse dialog. Garis ini menunjukan potongan atau perubahan dalam nilai pixel bawah pada garis traverse seperti yang kita gambarkan. Nilai mutlak dari citra pada band 1 ditunjukan sebagai garis profile hitam.

        Gambar 27. Jendela Traverse

        Melihat profile untuk tiga band dataset

        1. Pada ER Mapper dialog, klik ikon Bands
          Kotak dialog Traverse Band Selection akan muncul.
        2. Tekan Ctrl key pada computer anda, kemudian klik pada band 1, 2, dan 3 dalam list untuk memilih.
        3. Klik OK pada Traverse band selection dialog.
          Profile untuk ketiga band akan muncul pada ER Mapper Traverse dialog, dengan sebuah keterangan pada pojok kanan atas yang mengindikasikan pada masing – masing band. Tipe ini akan menjelaskan hubungan antara nilai data dalam ketiga band. (dalam kasus ini, anda akan melihat nilai data untuk band yang sama dalam citra RGB (1,2,3/542), tapi anda juga dapat melihat profile untuk yang tidak digunakan pada citra yang di tampilkan.
      5. Membaca Scattergram pada citra
      6. Tujuan : Belajar untuk membaca hubungan antara nilai data citra dalam dua band sebagai dimensi plot yng disebut dengan Scattergram.

        Suatu scattergram memberikan pengertian secara grafik pada anda untuk melihat korelasi antara nomor digital dalam dua band citra. Nilai dari satu band dilihat pada sumbu Y dan nilai lainnya pada sumbu X. Dua lokasi nomor digital pada masing-masing pixel dalam dua dimensi ruang pada grafik.

        Membuka satu kotak dialog Scattergram

        1. Dari menu view, pilih Scattergram…..
        2. Klik menu cancel pada kotak dialog New Composition untuk menutupnya.

        Gambar 28. Jendela Scattergram

        Kotak Scattergram secara otomatis akan memunculkan citra dalam layer yang aktif. Mutlak, sebuah scattergram baru diplot pada band 1 di citra pada sumbu X dan band 2 pada sumbu Y, dan pengelompokan titik akan ditunjukkan dengan cara berbagai warna di dalam layar scattergrams. Warna – warna ini merupakan perwakilan dari akumulasi frekuensi (atau kerapatan) dari nilai kedua band tersebut. Area Scattergrams dengan kerapatan titik yang tinggi ditunjukkan pada daerah warna di bagian atas dari grafik warna (merah dan kuning) dan kerapatan titik yang rendah berada pada daerah bawah dari grafik warna(biru dan magenta). Secara tipikal, daerah kerapatan tinggi akan ditampilkan dengan perbandingan sebuah nomor besar dalam kedua band, seperti daerah luas pada air.

        Merubah kombinsi band pada citra
        Dalam scattergrams untuk band 1 dan 2, perlu dicatat bahwa titik-titik data biasanya berkelompok. Ini menandakan bahwa ada korelasi yang kuat antara data dan dua band tersebut (keduanya dapat dilihat pada band untuk daerah air), sehingga diharapkan akan dapat memberikan informasi tambahan.

        1. Pada scattergrams doalog, klik ikon Setup…


          Gambar 29. Kotak dialog Scattergrams Setup

          Kotak dialog Scattergrams Setup akan terbuka untuk mengganti band pada citra, mendefinisikan region, dan fungsi lainnya. Pindahkan kursor sehingga tidak akan menutupi dialog Scattergrams atau layar citra.
        2. Klik pada list drop-down untuk daerah sumbu Y, dan pilih B4. ER Mapper akan menggambar kembali scattergrams, pada saat ini nilai data dari band 4 ada pada sumbu Y.
        3. Klik pada ikon Limit to Actual untuk mengatur sumbu X dan Y kepada data actual pada kisaran band 1 dan 4. Perbesar layar scattergrams agar memenuhi layar. Dapat dikatakan bahwa titik-titik yang ditunjukkan pada band 1 dan 4 mempunyai korelasi yang kuat, sehingga dapat menunjukkan informasi yang berbeda. (band 4 merekam reflektansi dekat daerah infrared).

        Merubah batasan axis menjadi zoom in pada bagian scattergrams
        Perhatikan titik-titik kecil, mengelompok dan padat di sudut kiri bawah dari scattergrams (ditunjukkan dengan warna cyan, hijau dan merah). Ini menidentifikasikan bahwa terdpat frekuensi yang tinggi pada titik dalam kedua band tersebut.

        1. Letakkan titik mouse (tanpa ditekan) disekeliling area kelompok yang padat. Secara langsung diatas layar scattergrams, ER Mapper akan menunjukkan posisi pointer dalam scattergrams dan nilai data dalam kedua band tersebut. Nilai pertama adalah di sumbu X (band 1), dan nilai kedua di sumbu Y (band 4). Untuk lebih memfokuskan pada area didalam scattergrams, anda dapat menggunakan mouse untuk determinasi perkiraan limit data dari pengelompokan solid, dan selanjutnya mereset limit X dan Y kepada “zoom in”.
        2. dalam dialog Setup Scattergrams, aktifkan pilihan Defer Display, ikon Display (yang semula berwarna abu-abu) sekarang sudah aktif. Ikn Defer Display memberi perintah pada ER Mapper menunda proses pembaharuan scattergrams sampai anda selesai melakukan perubahan yang diinginkan (dalam hal ini batas axis).
        3. Edit nilai maksimum pada sumbu X menjadi 120, dan tekan Enter atau Return untuk pengecekan.
        4. Edit nilai maksimum pada sumbu Y menjadi 30, dan ekan Enter atau Return
        5. Klik ikon Display
        6. ER Mapper akan menunjukkan kembali scattergrams pada “zoom in” pada kelompok solid, sehingga anda dapat lebih jelas melihat detailnya.
        7. Pada dialog Setup Scattergrams, klik ikon Limits to Actual, selanjutnya klik Display kembali. Scattergrams zoom akan kembali menampilkan extents sebelumnya.
        8. Matikan pilihan Defer Display
        9. Pada dialog Scattergrams klik Close untuk menutupnya dan Setup Scattergrams.

    ermapper

    I. PENDAHULUAN

    ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. Masih banyak perangkat lunak yang lain yang juga dapat digunakan untuk mengolah data citra, diantaranya adalah Idrisi, Erdas Imagine, PCI dan lain-lain. Masing-masing perangkat lunak mempunyai keunggulan dan kelebihannya sendiri. ER Mapper dapat dijalankan pada workstation dengan sistem operasi UNIX dan komputer PCs (Personal Computers) dengan sistem operasi Windows 95 ke atas dan Windows NT.

    Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun cara pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan, sampai menjadi suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat memecahkan masalah.

    Data digital disimpan dalam betuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut pixels (picture elements). Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini kadang juga disebut raster, sehingga data citra sering disebut juga data raster. Data raster tersusun oleh baris dan kolom dan setiap pixel pada data raster memiliki nilai digital (gambar 1).



    Gambar 1. Struktur Data Raster

    Data yang didapat dari satelit umumnya terdiri beberapa bands (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands mencatat pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda. Data ini disebut juga multispectral data. Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan penggabungan kombinasi antara beberapa band untuk mengekstraksi informasi dari obyek-obyek yang spesifik seperti indeks vegetasi, parameter kualitas air, terumbu karang dan lain-lain.

    1. Aplikasi Pengolahan Data Citra
    2. Pengolahan data citra adalah bagian penting untuk dapat menganalisa informasi kebumian melalui data satelit penginderaan jauh. Aplikasi-aplikasi yang dapat diterapkan melalui pengolahan data citra antara lain:

      • pemantauan lingkungan
      • manajemen dan perencanaan kota dan daerah urban
      • manajemen sumber daya hutan
      • eksplorasi mineral
      • pertanian dan perkebunan
      • manajemen sumber daya air
      • manajemen sumber daya pesisir dan lautan
      • oseanografi fisik
      • eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi
    3. Pengolahan Data Citra
    4. Pengolahan data citra dimulai pada tahun 1960-an untuk memproses citra dari satelit yang mengelilingi bumi. Pengolahan data citra dibuat dalam bentuk “disk to disk” dimana kita harus menuliskan spesifikasi file yang akan diolah, kemudian memilih tipe pemrosesan yang akan digunakan, kemudian menunggu komputer mengolah data tersebut serta menuliskan hasilnya ke dalam file baru (gambar 2). Jadi sampai final file terbentuk baru kita dapat melihat hasil yang diharapkan, tetapi bila hasilnya jauh dari yang kita harapkan, maka kita harus mengulangnya dari awal kembali. Sampai tahun 1980-an proses tersebut masih digunakan oleh beberapa produk pengolahan data citra.



      Gambar 2. Proses Pengolahan Data Citra Secara Tradisional

      ER Mapper mengembangkan metode pengolahan citra terbaru dengan pendekatan yang interaktif, dimana kita dapat langsung melihat hasil dari setiap perlakuan terhadap citra pada monitor komputer. ER Mapper memberikan kemudahan dalam pengolahan data sehingga kita dapat mengkombinasikan berbagai operasi pengolahan citra dan hasilnya dapat langsung terlihat tanpa menunggu komputer menuliskannya menjadi file yang baru (gambar 3). Cara pengolahan ini dalam ER Mapper disebut Algoritma.



      Gambar 3. Pengolahan Citra Menggunakan ER Mapper

      Algoritma adalah rangkain tahap demi tahap pemrosesan atau perintah dalam ER Mapper yang digunakan untuk melakukan transformasi data asli dari hard disk sampai proses atau instruksinya selesai. Dengan Algoritma, kita dapat melihat hasil yang kita kerjakan di monitor, menyimpannya ke dalam media penyimpan (hard disk, dll), memanggil ulang, atau mengubahnya, setiap saat. Oleh karena Algoritma hanya berisi rangkaian proses, maka file dari algoritma ukurannya sangat kecil, hanya beberapa kilobyte sampai beberapa megabyte, tergantung besarnya proses yang kita lakukan, sehingga sangat menghemat ruang hard disk. Dan oleh karena file algoritma berukuran kecil, maka proses penayangan citra menjadi relatif lebih cepat. Hal ini membuat waktu pengolahan menjadi lebih cepat. Konsep Algoritma ini adalah salah satu keunggulan ER Mapper. Selain itu, beberapa kekhususan lain yang dimiliki ER Mapper adalah :

      1. Didukung dengan 130 format pengimpor data
      2. Didukung dengan 250 format pencetakan data keluaran
      3. Visualisasi tiga dimensi
      4. Adanya fasilitas Dynamic Links
      5. Penghubung dinamik (Dynamic Links) adalah fasilitas khusus ER Mapper yang membuat pengguna dapat langsung menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu mengimportnya terlebih dahulu. Data-data yang dapat dihubungkan termasuk kedalam format file yang populer seperti ARC/INFO, Oracle, serta standar file format seperti DXF, DON dll.

      Selain kelebihan-kelebihan di atas, ER Mapper memiliki keterbatasan, yaitu :

      1. Terbatasnya format Pengeksport data
      2. Data yang mampu ditanganinya adalah data 8 bit.
    5. Prosedur Pengolahan Data Citra
    6. Prosedur pengolahan data citra diawali dengan mengimport data sampai dengan hasil akhir dalam bentuk cetakan (printing). Dari beberapa prosedur ini, tidak semua prosedur harus dijalankan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Untuk beberapa aplikasi dapat dihasilkan keluaran yang diharapkan tanpa melalui seluruh prosedur pengolahan citra.

      1. Import Data
      2. Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah mengimport data satelit yang akan digunakan ke dalam format ER Mapper. Umumnya data disimpan dalam bentuk magnetic tape, CD-ROM atau media penyimpanan yang lain. Dua bentuk utama data yang diimport ke dalam ER Mapper adalah data raster dan vektor.

        Data raster adalah tipe data yang menjadi bahan utama kegiatan pengolahan citra. Contoh data raster adalah citra satelit dan foto udara. Pada saat mengimport data raster, ER Mapper akan membuat dua files yaitu:

        • File data binary yang berisikan data raster dalam format BIL, tanpa file extension.
        • File header dalam format ASCII dengan extension .ers

        Data vektor adalah data yang terseimpan dalam bentuk garis, titik dan poligon. Contoh data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil digitasi Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti jalan, lokasi pengambilan sampel atau batas administrasi. ER Mapper juga akan membuat dua file hasil dari mengimport data vektor:

        • File data dalam format ASCII berisikan data vektor
        • File header dalam format ASCII dengan extension .erv
      3. Menampilkan Citra
      4. Setelah proses mengimpor data, selanjutnya adalah menampilkan citra tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari data yang digunakan. Apabila data/citra tersebut memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan keinginan (berawan, data bergaris, dll) maka kita tidak perlu melanjutkan proses pengolahan, dan mencari data baru yang memiliki kualitas yang lebih baik.

        Di dalam ER Mapper, cara menampilkan citra disebut Color Mode. Ada beberapa cara untuk menampilkan citra:

        • Pseudocolor Displays, menampilkan citra dalam warna hitam dan putih, biasanya hanya terdiri dari satu layer/band saja.
        • Red-Green-Blue (RGB), menampilkan citra melalui kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satu layer (Red/Green/Blue), cara ini disebut juga color composite. Contoh: False Color Composite RGB 453.
        • Hue-Saturation-Intensity (HIS), menampilkan citra melalui kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satu layer (Hue/Saturation/Intensity), cara ini biasanya digunakan bila kita menggunakan dua macam data yang berbeda, misalkan data Radar dengan data Landsat-TM.
      5. Rektifikasi Data/Geocoding
      6. Data raster umumnya ditampilkan dalam bentuk “raw” data dan memiliki kesalahan geometrik. Untuk mendapatkan data yang akurat, data tersebut harus dikoreksi secara geometrik kedalam sistem koordinat bumi. Ada dua proses koreksi geometrik:

        • Registrasi, koreksi geometrik antara citra yang belum terkoreksi dengan citra yang sudah terkoreksi.
        • Rektifikasi, koreksi geometrik antara citra dengan peta
      7. Mosaik Citra
      8. Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau lebih citra yang tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra yang representatif dan kontinyu. Dalam ER Mapper proses ini dapat dilakukan tanpa membuat suatu file yang besar, kecuali bila kita ingin menyimpannya menjadi file tersendiri.

      9. Penajaman Citra
      10. Proses penajaman citra dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Dengan proses Algoritma, ER Mapper mempermudah pengguna melakukan berbagai macam proses penajaman citra tanpa perlu membuat file-file baru yang hanya akan membuat penuh disk komputer. Jenis-jenis operasi penajaman citra meliputi:

        • Penggabungan Data (Data fusion), menggabungkan citra dari sumber yang berbeda pada area yang sama untuk membantu di dalam interpretasi. Contoh data Landsat-TM dengan data SPOT.
        • Colodraping, menempelkan satu jenis data citra di atas data yang lainya untuk membuat suatu kombinasi tampilan sehingga memudahkan untuk menganalisa dua atau lebih variabel. Contoh citra vegetasi dari satelit di colordraping di atas citra foto udara pada area yang sama.
        • Penajaman kontras, memperbaiki tampilan citra dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikan dan merendahkan harga data suatu citra.
        • Filtering, memperbaiki tampilan citra dengan mentransformasikan nilai-nilai digital citra, seperti mempertajam batas area yang mempeunyai nilai digital yang sama (enhance edge), menghaluskan citra dari noise (smooth noise), dll.
        • Formula, membuat suatu operasi matematika dan memasukan nilai-nilai digital citra pada operasi matematika tersebut., misalnya Principal Component Analysis (PCA).
        • Klasifikasi, menampilkan citra menjadi kelas-kelas tertentu secara statistik berdasarkan nilai digitalnya. Contoh membuat peta penutupan lahan dari citra satelit Landsat-TM.
      11. Dynamic Links
      12. Penghubung dinamik adalah fasilitas khusus ER Mapper yang membuat pengguna dapat langsung menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu mengimportnya terlebih dahulu. Data-data yang dapat dihubungkan termasuk kedalam format file yang populer seperti ARC/INFO, Oracle, serta standar file format seperti DXF, DGN dll.

      13. Komposisi Peta
      14. Komposisi peta memungkinkan pengguna untuk mempresentasikan citra-citra secara profesional dan penuh arti. Kualitas kartografik peta pada ER Mapper dapat membuat grid, legenda, bar skala, panah arah utara, logo perusahaan, legenda klasifikasi.

      15. Pencetakan
      16. Pengguna dapat menghasilkan keluaran suatu citra dengan menggunakan peralatan pencetakan atau printer yang meliputi printer berwarna, film, printer hitam putih dan format grafik. Pilihan pencetakan membutuhkan suatu algoritma yang mendefinisikan semua data dan pengolahannya dengan catatan hanya algoritma yang telah disimpan yang dapat dicetak. Pastikan kita telah menyimpan algoritma kita sebelum mencetaknya.

    dasar interface pengguna ermapper

    Pada bagian ini akan sedikit dijelaskan mengenai beberapa komponen utama pada tampilan (interface) ER Mapper. Hampir semua operasi menggunakan tombol pada mouse, dan hanya sedikit sekali yang dilakukan dengan mengetik pada keyboard.

    1. Menggunakan Mouse
    2. Pada saat menjalankan ER Mapper, gunakan tombol kiri mouse untuk menjalankan suatu operasi, seperti memilih items dari menus, merubah jendela citra, dan menggambar annotasi. Beberapa istilah yang umum pada saat menggunakan mouse:

      • Point, menempatkan pointer mouse pada suatu item (pilihan pada tampilan ER Mapper).
      • Click, menempatkan pointer pada suatu item dan menekan tombol kiri mouse sekali, Double-Click(klik ganda) berarti menekannya dua kali.
      • Drag, tekan tombol kiri mouse dan menahannya, lalu membawa pointer mause ke lokasi yang baru. Symbol pointer mouse akan berubah tergantung dari apa yang ditunjukkan oleh pointer tersebut:
      • memilih menu commands dan klik tombol; menunjukkan nilai digital atau koordinat pada citra.
        menulis atau memilih text, atau merubah masukan angka.
        memperbesar atau memperkecil tampilan citra atau
        memilih jendela yang tidak aktif menjadi jendela aktif (current window)
        menggeser citra pada jendela citra.
        menggambar annotasi, membuat region, membuat obyek komposisi peta.

    3. Menu Utama ER Mapper
    4. Menu utama ER Mapper muncul langsung setelah kita membuka ER Mapper. Menu utama ini mempunyai dua komponen utama yaitu menu bar dan tombol toolbar (toolbar buttons) Gambar 4 di bawah ini :


      Gambar 4. Menu Utama ER Mapper

      • Menu bar, tempat pilihan perintah yang akan digunakan pada pengolahan citra, untuk memilih perintah pada menu bar, klik nama pada menu bar, kemudian pilih perintah yang akan dijalankan.
      • Tombol toolbars, tempat menampilkan pilihan perintah urnum secara cepat, untuk menjalankannya hanya klik pada tombol perintah yang diinginkan..
      • Tool tips, untuk mengetahui fungsi tombol tersebut, letakkan pointer di atas tombol yang ingin diketahui, kemudian akan muncul kalimat {tool tips) yang memberitahukan fungsi tombol tersebut Ada 18 toolbars yang dapat diaktifkan selain toolbar standar (standard toolbar) dan toolbar fungsi umum (common function toolbar). Semuanya dapat diaktifkan dan disembunyikan dengan meng-klik Toolbar menu pada menu bar. Untuk mengaktifkan klik pada toolbar yang akan di aktifkan dan akan muncul tanda centang ( v ) yang menunjukkan bahwa menu tersebut aktif.

      ER Mapper terdiri dari 8 menu utama yaitu File, Edit, View, Toolbars, Process, Utilities, Windows dan Help. Untuk mengetahui fungsi dari menu-menu utama tersebut, berikut akan kita bahas sekilas. Jendela utama ER MAPPER akan secara otomatis menampilkan menu bar yang berisikan seluruh fungsi dan perintah pada ER MAPPER.

      1. Menu Edit
        • Annotate Vector Layer : Menampilkan data vector
        • Edit/Create Regions : Membuat dan melakukan editing pada data vector, perintah ini juga digunakan untuk membuat training area pada proses klasifikasi terbimbing (supervised classification)
        • Edit ARC/INFO Coverage : Membuat dan melakukan editing pada data vektor yang berformat ARC/INFO Workspace.
        • Edit Class Region Color and Name : Membuat dan melakukan perubahan nama atau warna pada kelas-kelas hasil proses klasifikasi. Hanya dapat digunakan pada data citra yang telah terklasifikasi.
      2. Menu View
      3. Anda dapat melakukan menampilkan beberapa item didalam menu view ini seperti hasil perhitungan statistic, tampilan citra normal atau 3D, alogaritma, nilai pixel, posisi koordinat lainya.
        Beberapa perintah penting pada menu view adalah sebagai berikut:

        • Algorithm : Membuka algorithm dialog box. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol.
        • Quick Zoom : Memperbesar atau memperkecil tampilan citra. Perintah dapat dipersingkat dengan menekan tombol-tombol berikut
        • Statistic : Menampilkan nilai –nilai statistic dari data citra
        • Cell Value Profile : Menampilkan nilai piksel (Digital Number/DN) pada setiap band dalam data citra
        • Cell Coordinat : Memberikan informasi mengenai letak geografis suatu obyek titik pada citra
      4. Menu Toolbars
      5. Menu Toolbars digunakan untuk menampilakan short-cut atau menu singkat yang ditampilkan dalm ikon-ikon untuk menjlankan perintah tertentu dalam kelompok bidang penggunaan tertentu seperti Forestry, Mineral, dan lain-lain yang tertera pada menu toolbars.

      6. Menu Process
      7. Menu Process berisi menu-menu pemrosesan didalam ER Mapper seperti klasifikasi, konversi data, rektifikasi, penghitungan nilai statistic dan laimnya.
        Beberapa perintah penting pada menu process adalah sebagai berikut :

        • Raster Cell to Vektor Polygons : Merubah data raster menjadi bentuk data vector
        • Calculate Statistic : Menghitung nilai-nilai statistic data citra
        • Classification : Menjalankan proses klasifikasi data citra satelit
        • Rectification : Melakukan koreksi geometric
      8. Menu Utilities
      9. Didalam menu utilities anda dapat melakukan proses import data dari sumber/format lain dan eksport data dari ER Mapper kedalam format lainnya, managemen file dan lainnya.
        Hal penting pada menu Utilities adalah :

        • Import : Mengkonversi format data citra menjadi format ER Mapper
        • Export : Mengkonversi data citra dari format ER Mapper menjadi data dalam format yang lain.
      10. Menu Windows
      11. Menu Windows digunakan untuk membuat windows baru dengan cara Klik menu Windows, pilih New Windows dan juga menampilkan nama-nama window lainya yang sedang dibuka dalam ER Mapper

      12. Menu Help
      13. Menu Help berisi informasi-informasi bantuan yang dibutuhkan user seperti tutorial, konsep ER Mapper dan lainnya.

    5. Kotak Dialog ER Mapper
    6. Pada saat memilih suatu perintah atau menekan tombol pada toolbar, sering muncul kotak dialog yang mengharuskan kita untuk mengisi pada kotak kosong atau memilih file, atau memilih option yang disediakan ER Mapper dengan meng-klik Scrool bar (panah geser).

      Ketika kita memilih untuk membuka atau menyimpan dataset, algoritma atau file lain, ER Mapper akan menampilkan kotak dialog pemilihan file. Jendela utama menampilkan daftar direktori atau file-file pada direktori aktif. Pada menu kotak dialog pemilihan file diatas, memiliki fungsi:

      • History Menu, merubah direktory aktif, berisi daftar direktori yang telah dibuka, berurutan dari yang baru dibuka paling atas dan yang lama sebelah bawah.
      • Special Menu, untuk merubah direktori awal (home direktori), atau untuk menandakan atau tidak direktori.
      • View Menu, Mengurutkan isi direkori berdasarkan nama, tanggal dirubah atau tanggal dibuat.
      • Volumes Menu, Untuk mengakses ke disk drive.
      • Directories Menu, Untuk merubah direktori yang dibuat sistem manager komputer.

    Gambar 5 : Kotak Dialog Pemilihan File ER Mapper

    PENGOLAHAN CITRA

    PENGOLAHAN CITRA

    1. Mengaktifkan Program ER Mapper
      • Dari Windows 95 atau Windows 98 atau Windows lainnya non aktifkan/tutup semua program yang lain (bila ada) dan non aktifkan program screen saver (bila ada).
      • Dari menu Start pilih Programs kemudian pilih ER Mapper – ER Mapper maka akan muncul gambar sebagai berikut :



      • Gambar 6. Menu Utama ER Mapper

      • Atau dari dekstop komputer dapat dicari shortcut icon seperti gambar dibawah ini, lalu di-klik dua kali, sehingga juga akan muncul menu seperti diatas.


      Gambar 7. Shortcut ER Mapper


    2. Import dan Konversi Format Data
    3. Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah melakukan konversi data sehingga data tersebut dapat dibaca dan dikenali oleh software yang digunakan. Konversi data adalah pengubahan satu format data ke format lain, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan proses import maupun eksport data. Data yang di import maupun di eksport ada 2 jenis yaitu data raster dan data vektor. Sedangkan penyimpanan data-data penginderaan jauh tersebut bisa disimpan dalam tape magnetik, CD ROM, disket, zip drive, atau media penyimpan lainnya,

      Data raster adalah salah satu jenis data masukan untuk pengolahan data. Data raster meliputi data citra satelit, foto udara, digital terrain model (DTM), data seismik dan data geofisika. Pada saat kita mengimpor sebuah file data raster citra (dengan menggunakan program pengimpor ER Mapper), ER Mapper mengkonversikan data tersebut dan membuatnya menjadi dua buah file yaitu :

      1. File data binari yang mengandung data raster dalam format BIL (Binary Interleaved by Line).
      2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.ers

      Catatan : Header merupakan file yang sangat penting karena menyimpan semua informasi data yang kita import, seperti : format data asli, datum, jumlah band , dsb. Header ini dapat di buka dengan program wordpad.

      Data vektor adalah salah satu jenis data masukan yang disimpan dalam bentuk garis, titik, dan poligon. Misal data yang dihasilkan oleh software ARC/INFO. Data vektor yang di import tersebut kemudian disimpan menjadi 2 file yaitu :

      1. File data ASCII yang mengandung data vektor
      2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.erv

      Sebelum kita melakukan proses import ataupun eksport data, ada beberapa hal yang harus diketahui dengan data yang kita dapatkan agar proses ini dapat dikerjakan. Informasi yang harus diketahui tersebut adalah:

      1. Data dalam format software apa dan dengan ekstension apa. Contoh data yang kita peroleh dari Bank Data LAPAN dengan format ERDAS 7.5 dengan ekstension *.lan. Atau data dengan format ERDAS Imagine 8.2 dengan ekstension *.img. Maka dengan informasi ini saja kita sudah dapat melakukan proses konversi data sepanjang software yang kita pakai memiliki fasilitas konversi dari format tersebut.
      2. Format Data, apakan data kita dalam format BIL, BSQ, atau BIP, kemudian dalam binary atau ASCI, panjang kolom dan barisnya, jumlah band, jenis file apakah single file multi band atau multi file single band serta jumlah headerya. Data-data tersebut biasanya sangat kita perlukan dalam. melakukan proses konversi guna memilih jenis konversi yang kita butuhkan dan parameter-parameter yang harus dimasukkan selama proses konversi. ERMapper 6.4 memiliki fasilitas konversi yang relatif lengkap dalam mengimpor data akan tetapi sangat terbatas untuk mengekspor data ke format software lainnya.
      Langkah Kerja :
      • Dari menu bar pilihan Utilities yang akan menampilkan berbagai jenis data yang dapat diimpor dengan ER Mapper.
      • Untuk mengkonversi dari format ERDAS LAN, pilih Import Image formats kemudian pilih ERDAS 7.5 HEAD74
      • Klik Import, akan keluar tampilan sebagai berikut :



      • Gambar 8. Menu Import



        Gambar 9. Jendela Dialog Import dari ERDAS

      • Klik Import File/Device Name untuk memilih file yang akan diimpor, dengan mengklik akan muncul kotak dialog baru yaitu kotak Input File Selection. Kemudian pilih direktori yang berisikan file yang akan diimport sebagai contoh D:\Remote Sensing\TM980126G.lan, gambar menunjukkan direktori sehingga harus di klik dua kali untuk membukanya, sedangkan gambar menunjukkan suatu file, sehingga file TM980126G.lan akan terlihat seperti TM980126G.lAN pada kotak dialog tersebut.



      • Gambar 10. Jendela Dialog Lokasi File yang akan di Import

      • File yang akan diimpor juga dapat langsung diambil dari CD-ROM, sehingga tidak perlu file tersebut dicopy terlebih dahulu ke hard disk tetapi input file langsung dari direktori CD-ROM.
      • Klik Output Dataset Name untuk menempatkan dataset hasil impor, dengan mengklik akan muncul kotak dialog baru yaitu kotak Output Dataset Selection yang mirip dengan kotak dialog Input File Selection. Kemudian pilih direktori yang akan disikan nama file baru (mencari direktori dapat menggunakan tanda panah) sebagai contoh D:\Remote Sensing\, kemudian ketikan nama file baru misalnya BS980126.ers, (catatan: penulisan extension .ers setelah nama file dapat tidak ditulis karena ER Mapper akan otomatis memberi tambahan .ers setelah nama file).
      • Pilih Geodetic Datum dan Map Projection jika data yang diimport sudah sesuai dengan posisi di bumi. Jika data yang diimport adalah data asli maka set Geodetic Projection dengan RAW dan Map Projection dengan RAW.
      • Klik OK
    4. Menampilkan Citra
    5. Setelah mengimpor data citra maka tahapan-tahapan berikutnya adalah menampilkan citra di layar komputer untuk mengevaluasi kualitas dan geografi daerah citra. Jika datanya berkualitas jelek atau daerah yang diinginkan tidak tercakup kita mungkin memutuskan untuk tidak meneruskan pengolahan data tersebut dan mencoba menampilkan data citra lainnya yang lebih baik.

      Ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk melihat tampilan citra, yaitu pseudocolor, red green blue (RGB), hue saturation intensity (HIS), dimana semuanya dinamakan sebagai tampilan komposisi warna. Dalam ER Mapper pemilihan warna untuk tampilan data raster dinamakan denga ‘color mode’.

      Pada latihan ini, ke-3 cara dalam menampilkan citra akan di coba semua, dan dibandingkan kenampakan yang ada pada masing-masing citra yang dihasilkan. Mode pseudocolor adalah teknik tampilan citra tunggal, sedangkan mode RGB adalah teknik komposit. Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya melihat foto udara inframerah, sehingga pengamatan obyek, pemilihan sampel, dan aspek estetika citra dapat diperbaiki. Dalam pembuatan citra komposit ini, saluran masukan (input) bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan analisis. Citra komposit yang demikian disebut citra komposit tak standart. Sedangkan citra komposit standart adalah citra yang dibentuk dari perpaduan saluran dengan rujukan foto udara inframerah dekat.

      Langkah Kerja :
      • Dari menubar pilih File - New untuk membuat tampilan kosong atau klik .
      • Dari menubar pilih View / Algorithm, atau dari toolbar klik untuk menampilkan isi dari algorithm dari Window atau tampilan yang dibuat sebelumnya.
      • Akan muncul tampilan kotak Algorithm dan kotak window baru sebagai berikut :



      • Gambar 11. Jendela Pengaturan Algoritm

      • Pada kotak window image ada tulisan


      Pada kotak tersebut belum ada image karena belum ada file image yang dimasukkan. Tanda *** menunjukkan window/kotak tersebut sedang aktif atau sedang dipilih, angka 1 menunjukkan bahwa kotak window tersebut adalah kotak pertama yang dibuka, angka ini akan bertambah sebanyak jumlah kotak window yang dibuka sehingga bila kita membuka kotak ke 15 maka akan muncul angka 15 pada tampilan tersebut. Tulisan Algorithm Not Yet Savedberarti tampilan window yang kita buka belum disimpan dalam file algoritma (.alg).

      • Dari menu Algorithm pada gambar diatas klik dibawah kata No Dataset untuk meload Data yang akan ditampilkan.
      • Akan keluar tampilan baru, kotak Raster Dataset



      • Gambar 12. Jendela Pemilihan File

      • Kemudian pilih Data yang akan ditampilkan berarti kita memilih file yang di highlight dan kotak Raster Dataset akan menutup berarti kita memilih file yang di highlight dan kotak Raster Dataset tidak akan menutup. Kalimat this layer only yang mengikuti kata OK dan Apply menunjukkan bahwa perintah tersebut hanya berpengaruh pada layer yang dipilih saja tetapi tidak untuk semua layer.
        adalah perintah untuk memperlihatkan informasi dari file dataset yang akan kita pilih, akan tampil kotak seperti berikut


      Gambar 13. Jendela Informasi Dataset

      • Bila data tersebut adalah data asli, maka cell size x dan y akan bernilai 1 meters. Nilai ini harus kita ubah terlebih dahulu sesuai dengan resolusi spasial Landsat-TM yaitu 30 meters, yaitu dengan mengklik . Kemudian akan tampil:



      • Gambar 14. Jendela Dataset Header Editor

      • Kemudian klik akan muncul kotak baru



      • Gambar 15. Jendela Dataset Header Editor Raster

      • Kemudian klik akan muncul kotak baru



      • Gambar 16. Jendela Dataset Header Editor Sel

      • Isikan nilai 30 pada pilihan Xdimension dan Ydimension seperti contoh diatas, lalu klik OK.
      • Klik Yes bila ada pertanyaan Save changes before closing editor?
      • Nilai cell size x dan y akan berubah menjadi 30 meters, kemudian klik Cancel.
      • Setelah data file kita pilih, kemudian kita menentukan layer apa yang akan menampilkan data tersebut. Bila sudah terpilih, maka nama file akan terlihat pada kotak Algorithm



      • Gambar 17. Jendela Algoritm

      • menunjukkan layer pada file terpilih yang aktif dan akan ditampilkan pada layer tersebut (contoh diatas menunjukan band 1 sebagai layer terpilih). Dengan mengklik tombol panah kebawah disamping tulisan B1:Band1 maka akan tampak seluruh layer yang ada pada file tersebut (dalam hal ini adalah 7 band dari Landsat-TM) seperti contoh diatas.
      • Set jenis layer yang akan digunakan untuk menampilkan data yang telah diload, beberapa pilihan layer yang disediakan adalah Pseudo, Red, Green, Blue, Intensity, Height, dll. Untuk mengetahui jenis layer dapat dengan mengklik kanan pada kalimat Pseudo Layer akan muncul



      • Gambar 18. Pengaturan Komposit Warna

      • Tanda • menunjukkan jenis layer yang dipilih.
      • Untuk menampilkan kombinasi kanal 542 misalnya, maka buat 3 layer yaitu Red, Green, dan Blue
      • Untuk menampilkan hasil klasifikasi, maka buat layer Class Display
      • Untuk menampilkan Pseudo Color, maka buat layer Pseudo

      Catatan :
      • Untuk mengganti jenis layer klik kanan pada layer yang akan diganti.
      • Untuk menduplikasi layer klik Duplicate atau copy layer kemudian paste layer
      • Untuk menghilangkan layer klik cut layer
      • Untuk Menonaktifkan layer, klik kanan kemudian pilih Turn Off atau klik
      • Gambar dan untuk menaikan dan menurunkan layer setingkat


    6. Menyusun dan Menampilkan Citra Komposit Warna
      • Buka Algorithm Window, dan isikan datasetnya.
      • Dalam menu yang ada di dalam Algorithm Window, klik tab Surface dan gantilah Color Mode-nya menjadi Red Green Blue.
      • Klik Duplicate dua kali untuk membuat dua baris yang sama dengan baris dataset yang pertama. Sekarang terdapat tiga buah baris dari dataset yang sama dalam kontrol baris Pseudocolor.
      • Pada baris pertama ganti Pseudo dengan mngklik kanan baris yang dimaksud dan pilih Red, kemudian pilih band/saluran yang diinginkan pada Select a Band, misal band 4.
      • Pada baris kedua lakukan hal yang sama seperti point 4 dan ganti Pseudo dengan Green, pilih band yang diinginkan, misal band 3.
      • Pada baris yang ketiga ganti Pseudo dengan Blue dan pilih band yang diinginkan, misal band 2.
      • Pada window citra akan muncul citra RGB dengan tampilan yang agak gelap.
      • Untuk memberikan kontras yang lebih baik, klik tombol . Cara lain untuk membuat citra komposit adalah melalui Toolbar Forestry dan klik icon Create RGB Algorithm.
      • Isikan dataset citra yang akan dibuat RGB-nya, lalu klik OK.
      • Citra komposit akan terbentuk biasanya dengan kombinasi band 321, untuk mengubahnya buka Algorithm Window, dan ubah kombinasinya.

      Set jenis Default Surface yang akan digunakan untuk menampilkan data yang telah diload, beberapa pilihan Surface yang disediakan adalah Pseudocolor, Red Green Blue, Hue Saturation Intensity. Untuk mengetahui jenis layer dapat dengan mengklik kanan pada kalimat Default Surface seperti gambar dibawah :


      Gambar 19. Jendela Pemilihan Surface

      • Tanda - menunjukkan jenis Default Surface yang dipilih
      • Set Default Surface dengan mengklik Red Green Blue,
      • Buat layer Red, Green, dan Blue, aktifkan ketiga layer in
      • i
      • Pilih kombinasi kanal yang dikehendaki, contoh berikut menampilkan kombinasi kanal 542 (B5:Band5 – Red Layer, B4:Band4 – Green Layer, B2:Band2 – Blue Layer)

    Gambar 20. Pengaturan Kombinasi Kanal